Selasa, 27 November 2012

Indonesia Mencari Pemimpin

Kriteria pemimpin yang baik sangatlah rumit dan luas cakupannya. Yang pertama kali tebersit di pikiran kita pada saat kita berbicara mengenai kriteria seorang  pemimpin yang baik, adalah sifat-sifat dasar yang baik dari manusia itu sendiri.

Untuk menjadi seorang pemimpin memang tidak mudah.Diperlukan kesadaran yang muncul dari dalam sanubari serta merupakan keputusan yang mantap dari seseorang untuk menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi bangsa dan negaranya.

Sungguh sangat memprihatinkan apabila kita mengamati fenomena yang berkembang akhir-akhir ini di tengah masyarakat, khususnya di tanah air kita Indonesia, yang belakangan ini tidak pernah sepi dari berbagai persoalan dan konflik. Faktor-faktor ini dapat memicu ketegangan dan keretakan hubungan masyarakat bahkan sampai pada sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika persoalan dan konflik ini dibiarkan berlarut-larut tanpa ada upaya penyelesaian dari pihak-pihak yang berwajib dan berwenang, hal ini akan berdamapak besar bagi kehidupan bangsa dan negara tercinta ini. Oleh karena itu, saatnya sekarang kita membutuhkan sesosok pemimpin yang mampu mengatur strategi dan memberikan arahan kepada bawahan-bawahannya untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan konflik tersebut.

Lalu pemimpin yang bagaimanakah yang mampu menjadi pemandu dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan konflik yang kini sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia? Iniliah 12 kriteria calon pemimpin yang kita butuhkan untuk menjadi presiden Republik Indonesia di masa yang akan datang.

Minggu, 16 Oktober 2011

Ilir ilir - Bangkitlah Menegakkan Kebenaran

Ilir ilir, ilir ilir, tandure wus sumilir
Tak ijo royo royo, tak sengguh temanten anyar
Cah angon, cah angon, penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna, kanggo basuh dodot ira
Dodot ira, dodot ira, kumitir bedah ing pinggir
Dondomana, jlumatana, kanggo seba mengko sore
Mumpung gedhe rembulane, mumpung jembar kalangane
Ya suraka, surak hiya

Ilir-ilir, Ilir-ilir, tandure (hu)wus sumilir
(BI) Bangunlah, bangunlah, tanamannya telah bersemi
(MS) Kanjeng Sunan mengingatkan agar orang-orang Islam segera bangun dan bergerak. Karena saatnya telah tiba. Karena bagaikan tanaman yang telah siap dipanen, demikian pula rakyat di Jawa saat itu (setelah kejatuhan Majapahit) telah siap menerima petunjuk dan ajaran Islam dari para wali.

Sabtu, 17 September 2011

Kawruh Kejawen adalah falsafah hidup orang Jawa

Dalam mewariskan kawruh Kejawen atau falsafah Jawa dari generasi ke generasi selanjutnya pada umumnya tidak menggunakan bahasa yang rasional dan mudah dipahami. Dengan demikian, sebagai akibatnya, kawruh Kejawen masa kini banyak yang tidak dimengerti bahkan  oleh orang Jawa sendiri. Bahkan kemudian banyak yang menganggap kawruh Kejawen sebagai klenik. Anggapan Kejawen sebagai tahayul atau klenik tersebut sudah pasti tidak nyaman dirasakan bagi kebanyakan orang Jawa. Karena itu, diperlukan penjelasan-penjelasan yang masuk akal tentang Kejawen untuk menepis anggapan minor tersebut.

Untuk itu, sangat diperlukan sebuah usaha untuk menjelasan sekaligus upaya menggugah kesadaran Jawa agar kembali memiliki kedaulatan spiritual penuh supaya kembali berjaya dalam peradaban umat manusia. Saatnya Jawa menyumbangkan cita-cita peradaban umat manusia yang ayem tentrem kerta raharja.

Jelas bahwa kawruh Kejawen adalah falsafah hidup orang Jawa yang merupakan sebuah kristalisasi pengalaman hidup orang Jawa sejak zaman prasejarah hingga zaman globalisasi saat ini. Sebagian besar merupakan hasil interaksi dan observasi orang Jawa dengan alam semesta di Pulau Jawa. Sudah barang tentu ditambah hasil interaksi dengan falsafah dan kebudayaan bangsa-bangsa lain yang berdatangan ke Jawa sejak ratusan bahkan tahun lalu.

Senin, 22 Agustus 2011

Tatakrama dan Tata Susila

    Tatakrama dan Tata Susila merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budi pekerti. Berlaku sopan, bertatakrama yang meliputi sikap badan, cara duduk, berbicara dll. Misalnya dengan orang tua berbahasa halus/kromo, dengan teman berbahasa ngoko. Bahasa Jawa memang unik, dengan mudah bisa menunjukkan sifat dan tingkatan tatasusila dan tatakrama seseorang.

    Menghormati orang tua, guru, pinisepuh adalah wajib, tetapi bukan berarti bahwa yang muda tidak dihormati. Hormat kepada orang lain adalah suatu keharusan. Semuanya itu termasuk dalam Tata Susila- etika moral, yang juga meliputi :

    Jujur, tidak menipu, welas  asih kepada sesama. Berkelakuan baik tidak melakukan Mo Limo, yaitu : Main/berjudi; madon/ main perempuan atau selingkuh; mabuk karena minuman keras; madat menggunakan narkoba dan maling .Tentu saja tindakan jahat yang lain seperti membunuh, menista, mengakali, memeras, menyuap, melanggar hukum dan berbuat kejam ,harus tidak dilakukan.

    Berperilaku baik dengan menghindari perbuatan salah, supaya nama baik tetap terjaga dan supaya tidak kena malu. Terkena malu bagi orang Jawa tradisional adalah kehilangan kehormatan. Ada pepatah Jawa menyatakan : Kehilangan  semua harta milik itu tidak kehilangan apapun; kehilangan nyawa artinya kehilangan separoh hidup kita; tetapi kalau kehilangan kehormatan artinya kehilangan semuanya.

Kamis, 18 Agustus 2011

Mengapa Memilih Menjadi Pemimpin?

Banyak sekali orang yang berpikir bahwa seorang pemimpin memang hanya dilahirkan untuk  menjadi pemimpin namun hal ini tidak selalu benar. Setiap orang tentu memiliki kemampuan  untuk memimpin, namun jarang yang mau menempatkan diri untuk maju atau menempatlkan  diri pada saat situasi menempatkan kita harus mengambil tanggung jawab semacam ini.

Tentu saja ada keterampilan tertentu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin dan salah seorang dari mereka mungkin lebih cocok untuk orang-orang tertentu daripada yang lain. Namun untuk menjadi seorang pemimpin yang besar adalah mempunyai keinginan yang membara untuk meningkatkan dan mengasah semua keterampilan yang diperlukan. Berikut ini adalah daftar sifat-sifat yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang baik.

Jumat, 05 Agustus 2011

Kepemimpinan transformasional

Apa itu Kepemimpinan Transformasional?

Pernahkah Anda dalam situasi kelompok dimana seseorang menguasai situasi dengan menyampaikan visi yang jelas tentang tujuan kelompok, gairah ditandai untuk pekerjaan dan kemampuan untuk membuat anggota kelompok merasa ditambah semangat dan energinya? Orang seperti ini mungkin saja apa yang disebut sebagai pemimpin transformasional.

Kepemimpinan transformasional adalah jenis gaya kepemimpinan yang mengarah ke perubahan positif pada mereka yang mengikuti. Pemimpin transformasional biasanya energik, antusias dan bergairah. Tidak hanya para pemimpin memperhatikan dan terlibat dalam proses, mereka juga difokuskan untuk membantu setiap anggota kelompok agar berhasil juga.

Sejarah Kepemimpinan Transformasional

Konsep kepemimpinan transformasional awalnya diperkenalkan oleh ahli kepemimpinan dan penulis biografi presiden James MacGregor Burns.
1 Menurut Burns, kepemimpinan transformasional dapat dilihat ketika "para pemimpin dan pengikut membuat satu sama lain untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi moral dan motivasi." Melalui kekuatan visi dan kepribadian mereka, pemimpin transformasional mampu menginspirasi pengikut untuk mengubah harapan, persepsi dan motivasi untuk bekerja menuju tujuan bersama.

Minggu, 17 Juli 2011

Falsafah Jawa, Kejawen dan Islam

JAWA dan kejawen seolah tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kejawen bisa jadi merupakan suatu sampul atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa, semasa zaman Hinduisme dan Budhisme. Dalam perkembangannya, penyebaran islam di Jawa juga di bungkus oleh ajaran-ajaran terdahulu, bahkan terkadang melibatkan aspek kejawen sebagai jalur penyeranta yang baik bagi penyebarannya. Walisongo memiliki andil besar dalam penyebaran islam di Tanah Jawa. Unsur-unsur dalam islam berusaha ditanamkan dalam budaya-budaya Jawa melalui pertunjukan wayang kulit, senandung lagu-lagu jawa , ular-ular ( putuah yang berupa filsafat), cerita-cerita kuno, hingga upacara-upacara tradisi yang dikembangkan khususnya di Kerjaan Mataram (Yogyakarta/Solo).

Jumat, 08 Juli 2011

Pemimpin Masa Depan. Ratu Adil-kah Dia ?

Merenungi berbagai peristiwa politik yang melanda para pemimpin Bangsa Indonesia, dari banyaknya kasus hukum para pejabat hingga kasus SMS yang menyerang Salah satu partai Terbesar di Negara ini, Kemudian tanggapan para pemimpin negeri ini yang terkesan saling menyalahkan, maka terbersit pertanyaan dalam hati penulis, masih adakah pemimpin di negeri ini yang berani dan mau bertindak tegas dan bertanggung jawab?

Sabtu, 25 Juni 2011

Kembali ke Budi Pekerti Luhur

Pada saat keprihatinan melanda kehidupan dinegeri tercinta ini dan semua itu disebabkan kemerosotan moral budi pekerti dan hukum yang sulit ditegakkan , kebenaran yang diplintir , rasa malu yang hilang entah kemana, dimana yang  baik mana yang buruk dikaburkan, tata susila tak diperhitungkan. Lalu dimana pula kejujuran? Yang sedang trend pada saat ini adalah janji-janji, terutama janjinya  para politikus.  Ini katanya zaman krisis multi dimensi, kalau orang dulu bilang  : Ini zaman edan !

Namun dalam keadaan sulit seperti apapun, tentu ada jalan keluarnya, tidak semua orang bersifat jelek, tidak semua pemimpin  lupa diri, masih ada anak bangsa yang berkwalitas, jujur, pandai, trampil, trengginas, berani hidup sederhana, dalam perilaku dan tindakannya selalu didasari nurani dan berkah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang . Inilah anak bangsa, satria bangsa yang mumpuni dan akan mrantasi gawe, mengentaskan bangsa dan negara ini dari keterpurukan dan membawa kekehidupan yang lebih baik , sejahtera, aman, adil dan makmur.

Rabu, 15 Juni 2011

Contek Masal, Kejujuran versus Kecurangan


Di Surabaya terjadilah sebuah drama kemerosotan Budi Pekerti. Seorang siswa SD yang melaporkan kekurangan sekolahnya, ia bersama keluarganya diusir dari lingkungannya.
Kecurangan yang dilakukan pihak sekolah dengan mempraktekkan contek masal kepada para siswa yang sedang melaksanakan Ujian Nasional, demi target kelususan 100 %.

Di Jakarta juga terjadi praktek serupa, dan wali murid atau orang tua siswa diancam akan di tuntut dengan tuduhan pencemaran nama baik sekolah.